Jumat, 26 Desember 2008

Hemat Air Yuuukk...!

Emmy, esuhendro@yaho.com: Setuju nih, mandi sehari sekali bila memungkinkan. Malahan saya ada usul, kalau tidak terlalu gerah, dilap saja (seperti mandi bayi pakai waslap, jadi super irit air....). Apalagi kalau musim peghujan, tidak perlu mandi setiap hari. Mandi pakai bathtub?? Hehehe..., sekarang mah sudah dianggap kuno..., karena boros air. Mandi pakai waslap?? Nantinya jadi trend pada saat sulit air....Atau seperti jaman Mesir kuno, mandi minyak tidak perlu air.Selain itu, air bekas mencuci beras, sayur, dan daging, sisa air teh & kopi, bisa didaur ulang jadi pupuk organik instant. Juga akan menghemat air. Ada 'gak ya, shampo tanpa deterjen sehingga tidak terlalu perlu banyak air bila kramas?Di Singapore, air limbah didaur ulang untk jadi air bersih keperluan sehari-hari (termasuk makan dan minum). (eld)

Agus Trsnanto (tresnanto_id@yahoo.com)Masalahnya kalau umat belum merasakan kekurangan air, akan sangat sulit untuk berhemat air. Singapore mau tidak mau dipaksa utk hemat air , wong airnya import ----> utk umat seperti ini lebih mudah diajak berhemat. Setujuuuuuuuu semua yng ditulis disini. Suatu hari nanti mungkin oksigen bisa beli (maksudnya oksigen yang benar2 oksigen), bisa dijadikan komoditi memurnikan oksigen yang sdh terkontaminasi . Siapa sangka air minum kok dijual (AQUA) dan laku keras ----> malahan akhir2 ini ,terkadang untuk beberapa merk air minum kehabisan stock. (Bp. Tirto Utomo memang brilian bisa punya ide jualan air) Ada yang pernah menemui bambu jenis tertentu yang tiap ruasnya sepanjang sekitar 1 meter dan diameter bambunya tidak bisa besar sekali?. Saya lupa julukan bambu ini apa ? Tapi bambu ini dijual dengan harga yang cukup mahal karena isinya berupa air yang "katanya" bermanfaat utk kesehatan. Untuk mendapatkan 1 botol air (botol 600 ml) diperlukan bambu dengan panjang sekitar 1 meteran sebanyak mungkin 10 bambu. dan dijual seharga 50 rb. (laku keras) (karena airnya tidak full memenuhi ruas bambunya). Setelah itu bambunya dibuang begitu saja , kebetulan aku saat itu butuh bambu sehingga tinggal ambil aja 4 batang (orangnya bilang ambil semua juga boleh pak ----> jumlahnya kali ratusan), Itu dalam 1 hari perdagangan --> kalau jualannya 7 hari selama pameran agriculture --> berapa bambu yang dibabat? , belum utk persediaan yang pesan (kalau ternyata airnya memang mujarab). Belum lagi kalau yang mau jadi juragan bambu bertambah ---> kan cepet tuh bambu habis "dibabat"Seperti ini kan juga termasuk jenis pembabat"hutan" meskipun yang dibabat bambu. Bambu tumbuh lagi berapa lama Em ? Ya kalau setelah ditebang bambunya kemudian ditanam lagi (aku pesimis mau tanam kembali, karena orangnya bilang bambu ini tumbuh liar pak di hutan) ----> selama sesuatu itu didapat dengan mudah --> utk menyadarkan agar menjaga kelestariannya bukan pekerjaan yang mudah. Perlu turba, kerja sama dengan berbagai tokoh masyarakat yg dihormati, memberikan pengarahan yang kontinyu ---> utk kepentingan anak cucunya nanti (utk mencegah longsor dll alasan yang baik dan logis).


Herman (herman@jic.or.id) :Idea mandi satu kali dalam sehari...rasanya lucu juga, ya... Persoalannya, bukan terletak pada frekwensi mandinya, tetapi jumlah air yang dipakainya. Kenapa kita tidak pakai washlap dengan supply air hanya satu ember, misalnya? Atau nampung air hujan buat mandi seperti di P Galang dulu..?? Ah saya jadi ingat Gultom Cs...Atau bahkan mandi sambil hujan - hujanan, gitu? Got funnier ideas? Terlebih untuk orang Islam, kami harus membersihkan diri (ambil air wudlu) setiap kami menunaikan shalat. Tayamum, berwudlu dengan debu halus, dibolehkan dalam keadaan emergency saja...


Lies Erning (lies_hutomo@yahoo.com): Mandi satu kali? Mungkin kalau udara dingin. Tapi di Jakarta....bauuu.....Mandi dengan shower itu hemat lho, dibanding dengan menampung air di bak yang bisa jadi sarang nyamuk aedes egipty, kemudian mandinya gejebar gejebur pake gayung. Pasang shower di kamar mandi, kemudian kita mandi dari air yang mengalir itu bisa lebih cepat bersih dan menghemat air sampai 60 persennya. Silakan mencoba.Lies Erning.


Gideon Gideon, gideon40@yahoo.com:Mandi sekali saya sih setuju kalau pas nggak ada acara keluar rumah. Nggak mandi juga nggak masalah. Tapi kalau indonesia masih berlokasi di daerah tropis, rasanya masih perlu mandi dua kali. Masalahnya air di kita juga belum tentu bersih, bahkan untuk mandi. Yang penting penggunaan air untuk mandi, cara mandinya? ada yang mandi dengan air banyak, tapi badan nggak pernah digosok dll.Wah seperti gajah, cuma siram-siram aja. kalau kita yang mengalami hidup di galang waktu awal-awal, nggak perlu sebut nama dong, ...sudah biasa mandi dengan air sedikit, kadang juga air tadah hujan di ember. Ya kan?Mencuci makanan, sayur, pakaian juga perlu dibiasakan dengan air yang sedikit tapi bersih. Tapi ini nggak pernah terpikir, kalau kita masih merasa bisa bayar air, PAM nggak pernah macet dll. Mereka yang pernah tinggal di Ausi atau negara lain, akan ditanayai, dan diwarning, kalau pemakaian air di rumah tiba-tiba melonjak. ( yaa. paling tidak ada kontrol ). Bagi saudar-saudara kita yang sering kekurangan air, sudah terbiasa, bagaimana membersihkan ...dengan air sedikit. mau coba....????


Kris Widjojo (kris.widjojo@ gmail.com): Dear Rheni, Tks, saya uda baca ide dan komentar2 yang membangun ttg penghematan air sehari hari melalui cara mandi sekali sehari. Bbrp temen sdh menuliskan, utk mandi 1x di jkt, tdk mudah, krn berbagai alas an pribadi, dari bau sampe kesehatan, tetapi ada yang mengusulkan mandi dg shower lebih effective sampe2 hemat 60 % di banding mandi dg gayung dan bak mandi. Mandi minyak di jaman dahulu, serta mandi secukup nya pada saat musim penghujan. Air sangat mahal dan langka di Negara tertentu sehingga penduduk di biasakan hemat air, air apapun. Air bamboo yang langka. Kalau udara dingin tentu lebih sedikit mandinya sebut yang lain.Negara 4 musim, tentu berbeda, perilaku dan kebiasaan, termasuk bgm menghemat air. Mungkin juga sebagai komplimen, disamping kita berperilaku hemat air, perlu di pikirkan kan juga sbb: Air yang di buang atau wast ini lari kemana ? terserap oleh perut bumi lagi ? lalu dip roses menjadi sumber air tanah lagi ? sehingga bisa disedot lagi ? Kaidah Fisika, mungkin yang jago fisika environment bisa membantu meng-ilustrasikan nya Apakah perlu tampungan dg rembesen/resapan air dari tiap household/rumah tangga, dari ijuk+bamboo+kisi2 lain di depan rumah ( setiap rumah ) ? Pemerintah Kota membuat suatu reservoir raksasa dan resapan juga di daerah tertentu ? Kebiasaan penduduk utk hemat air dlm apa pun, dan mencoba menampung air hujan dlm tampungan di setiap rmh tangga ? Apakah sungai2 yang mengalirkan air ke mana mana akirnya ke laut juga bisa menjadi suatu cycle yang tertutup ? artinya air menguap dari lautan menjadi awan, terus awan menebal , menjadi titik2 hujan ke bumi, terus di bumi selain membasahin bumi termasuk bikin potensi banjir ( selain got2 dan saluran air mampat krn sampah dari kebiasaan krg terpuji), terus kembali sebagian ke sungai , akirnya ke lautan lagi ? tentu ada loses diprosesnya. Terus, Dam dam, waduk2, utk pengairan, perikanan darat, pariwisata, bisa di tingkatkan, termasuk sebagai pembangkit listrik. Apakah ada kaitan nya dg penamaman banyak pohon dan tanaman. Bayangkan kalau setiap individu menanam pohon, atau setiap rumah tangga menanam tanaman rmh, tentu akan membantu menurunkan suhu ambient yang makin meningkat ( global warming). Pelarangan pemakainan bahan kimia penipis lapisan atmosphere kita ? spt cfc dll ? pembakaran sampah yang tdk terencana, kebakaran hutan yg uncontrollable, serta jalan pintas utk land/forrest clearing post cutting field dari pohon2nya. Tapi saya setuju dg ide Rheni, intinya di mulai dari diri kita masing2 dulu, kalau makin banyak , akan makin bermanfaat dan dampak positive nya besar.Dari segala segi , boleh di pikirkan bgm kita semua menghemat air. Pendidik dasar ke anak2, agar menghemat air dan menghargai air juga ada. Berita baru, tentang penutupan sumur jetpump artesis utk mencuci bahan jeans, juga mulai terdengar oleh otoritas pemda/pemkot. Semoga tercapai cita2 kita hemat air (Brgds,OL).


Djoenaedy, (Djoenaedy.Dharmatjipto@bogasariflour.com):Dear Rheni, semuanya TUHAN memberikan kepada kita semuanya BAIK. tapi yang perlu di ingat bahwa laut masih terisi dengan air . bagaimana kita bisa meng hijau kan lahan yang ada sehingga kembali lagi menjadi BAIK? Dan menjadi TAAT dan IKhlas itulah yang menjadi pokok dalam hidup ini. tq


Dionysia Kartika (dionsr2002@gmail.com):Wah kayaknya untuk iklim tropis di Indonesia mandi satu kali sehari saya kurang setuju. Tapi kalau mandi pakai shower lalu limbahnya ditampung untuk siram bunga dll sich setuju.
Diposkan oleh Emmy Liana Dewi di 04:33 0 komentar
Emmy, esuhendro@yaho.com: Setuju nih, mandi sehari sekali bila memungkinkan. Malahan saya ada usul, kalau tidak terlalu gerah, dilap saja (seperti mandi bayi pakai waslap, jadi super irit air....). Apalagi kalau musim peghujan, tidak perlu mandi setiap hari. Mandi pakai bathtub?? Hehehe..., sekarang mah sudah dianggap kuno..., karena boros air. Mandi pakai waslap?? Nantinya jadi trend pada saat sulit air....Atau seperti jaman Mesir kuno, mandi minyak tidak perlu air.Selain itu, air bekas mencuci beras, sayur, dan daging, sisa air teh & kopi, bisa didaur ulang jadi pupuk organik instant. Juga akan menghemat air. Ada 'gak ya, shampo tanpa deterjen sehingga tidak terlalu perlu banyak air bila kramas?Di Singapore, air limbah didaur ulang untk jadi air bersih keperluan sehari-hari (termasuk makan dan minum). (eld)


Agus Trsnanto (tresnanto_id@yahoo.com)Masalahnya kalau umat belum merasakan kekurangan air, akan sangat sulit untuk berhemat air. Singapore mau tidak mau dipaksa utk hemat air , wong airnya import ----> utk umat seperti ini lebih mudah diajak berhemat. Setujuuuuuuuu semua yng ditulis disini. Suatu hari nanti mungkin oksigen bisa beli (maksudnya oksigen yang benar2 oksigen), bisa dijadikan komoditi memurnikan oksigen yang sdh terkontaminasi . Siapa sangka air minum kok dijual (AQUA) dan laku keras ----> malahan akhir2 ini ,terkadang untuk beberapa merk air minum kehabisan stock. (Bp. Tirto Utomo memang brilian bisa punya ide jualan air) Ada yang pernah menemui bambu jenis tertentu yang tiap ruasnya sepanjang sekitar 1 meter dan diameter bambunya tidak bisa besar sekali?. Saya lupa julukan bambu ini apa ? Tapi bambu ini dijual dengan harga yang cukup mahal karena isinya berupa air yang "katanya" bermanfaat utk kesehatan. Untuk mendapatkan 1 botol air (botol 600 ml) diperlukan bambu dengan panjang sekitar 1 meteran sebanyak mungkin 10 bambu. dan dijual seharga 50 rb. (laku keras) (karena airnya tidak full memenuhi ruas bambunya). Setelah itu bambunya dibuang begitu saja , kebetulan aku saat itu butuh bambu sehingga tinggal ambil aja 4 batang (orangnya bilang ambil semua juga boleh pak ----> jumlahnya kali ratusan), Itu dalam 1 hari perdagangan --> kalau jualannya 7 hari selama pameran agriculture --> berapa bambu yang dibabat? , belum utk persediaan yang pesan (kalau ternyata airnya memang mujarab). Belum lagi kalau yang mau jadi juragan bambu bertambah ---> kan cepet tuh bambu habis "dibabat"Seperti ini kan juga termasuk jenis pembabat"hutan" meskipun yang dibabat bambu. Bambu tumbuh lagi berapa lama Em ? Ya kalau setelah ditebang bambunya kemudian ditanam lagi (aku pesimis mau tanam kembali, karena orangnya bilang bambu ini tumbuh liar pak di hutan) ----> selama sesuatu itu didapat dengan mudah --> utk menyadarkan agar menjaga kelestariannya bukan pekerjaan yang mudah. Perlu turba, kerja sama dengan berbagai tokoh masyarakat yg dihormati, memberikan pengarahan yang kontinyu ---> utk kepentingan anak cucunya nanti (utk mencegah longsor dll alasan yang baik dan logis).


Herman (herman@jic.or.id) :Idea mandi satu kali dalam sehari...rasanya lucu juga, ya... Persoalannya, bukan terletak pada frekwensi mandinya, tetapi jumlah air yang dipakainya. Kenapa kita tidak pakai washlap dengan supply air hanya satu ember, misalnya? Atau nampung air hujan buat mandi seperti di P Galang dulu..?? Ah saya jadi ingat Gultom Cs...Atau bahkan mandi sambil hujan - hujanan, gitu? Got funnier ideas? Terlebih untuk orang Islam, kami harus membersihkan diri (ambil air wudlu) setiap kami menunaikan shalat. Tayamum, berwudlu dengan debu halus, dibolehkan dalam keadaan emergency saja...


Lies Erning (lies_hutomo@yahoo.com): Mandi satu kali? Mungkin kalau udara dingin. Tapi di Jakarta....bauuu.....Mandi dengan shower itu hemat lho, dibanding dengan menampung air di bak yang bisa jadi sarang nyamuk aedes egipty, kemudian mandinya gejebar gejebur pake gayung. Pasang shower di kamar mandi, kemudian kita mandi dari air yang mengalir itu bisa lebih cepat bersih dan menghemat air sampai 60 persennya. Silakan mencoba.Lies Erning.


Gideon Gideon, gideon40@yahoo.com:Mandi sekali saya sih setuju kalau pas nggak ada acara keluar rumah. Nggak mandi juga nggak masalah. Tapi kalau indonesia masih berlokasi di daerah tropis, rasanya masih perlu mandi dua kali. Masalahnya air di kita juga belum tentu bersih, bahkan untuk mandi. Yang penting penggunaan air untuk mandi, cara mandinya? ada yang mandi dengan air banyak, tapi badan nggak pernah digosok dll.Wah seperti gajah, cuma siram-siram aja. kalau kita yang mengalami hidup di galang waktu awal-awal, nggak perlu sebut nama dong, ...sudah biasa mandi dengan air sedikit, kadang juga air tadah hujan di ember. Ya kan?Mencuci makanan, sayur, pakaian juga perlu dibiasakan dengan air yang sedikit tapi bersih. Tapi ini nggak pernah terpikir, kalau kita masih merasa bisa bayar air, PAM nggak pernah macet dll. Mereka yang pernah tinggal di Ausi atau negara lain, akan ditanayai, dan diwarning, kalau pemakaian air di rumah tiba-tiba melonjak. ( yaa. paling tidak ada kontrol ). Bagi saudar-saudara kita yang sering kekurangan air, sudah terbiasa, bagaimana membersihkan ...dengan air sedikit. mau coba....????


Kris Widjojo (kris.widjojo@ gmail.com): Dear Rheni, Tks, saya uda baca ide dan komentar2 yang membangun ttg penghematan air sehari hari melalui cara mandi sekali sehari. Bbrp temen sdh menuliskan, utk mandi 1x di jkt, tdk mudah, krn berbagai alas an pribadi, dari bau sampe kesehatan, tetapi ada yang mengusulkan mandi dg shower lebih effective sampe2 hemat 60 % di banding mandi dg gayung dan bak mandi. Mandi minyak di jaman dahulu, serta mandi secukup nya pada saat musim penghujan. Air sangat mahal dan langka di Negara tertentu sehingga penduduk di biasakan hemat air, air apapun. Air bamboo yang langka. Kalau udara dingin tentu lebih sedikit mandinya sebut yang lain.Negara 4 musim, tentu berbeda, perilaku dan kebiasaan, termasuk bgm menghemat air. Mungkin juga sebagai komplimen, disamping kita berperilaku hemat air, perlu di pikirkan kan juga sbb: Air yang di buang atau wast ini lari kemana ? terserap oleh perut bumi lagi ? lalu dip roses menjadi sumber air tanah lagi ? sehingga bisa disedot lagi ? Kaidah Fisika, mungkin yang jago fisika environment bisa membantu meng-ilustrasikan nya Apakah perlu tampungan dg rembesen/resapan air dari tiap household/rumah tangga, dari ijuk+bamboo+kisi2 lain di depan rumah ( setiap rumah ) ? Pemerintah Kota membuat suatu reservoir raksasa dan resapan juga di daerah tertentu ? Kebiasaan penduduk utk hemat air dlm apa pun, dan mencoba menampung air hujan dlm tampungan di setiap rmh tangga ? Apakah sungai2 yang mengalirkan air ke mana mana akirnya ke laut juga bisa menjadi suatu cycle yang tertutup ? artinya air menguap dari lautan menjadi awan, terus awan menebal , menjadi titik2 hujan ke bumi, terus di bumi selain membasahin bumi termasuk bikin potensi banjir ( selain got2 dan saluran air mampat krn sampah dari kebiasaan krg terpuji), terus kembali sebagian ke sungai , akirnya ke lautan lagi ? tentu ada loses diprosesnya. Terus, Dam dam, waduk2, utk pengairan, perikanan darat, pariwisata, bisa di tingkatkan, termasuk sebagai pembangkit listrik. Apakah ada kaitan nya dg penamaman banyak pohon dan tanaman. Bayangkan kalau setiap individu menanam pohon, atau setiap rumah tangga menanam tanaman rmh, tentu akan membantu menurunkan suhu ambient yang makin meningkat ( global warming). Pelarangan pemakainan bahan kimia penipis lapisan atmosphere kita ? spt cfc dll ? pembakaran sampah yang tdk terencana, kebakaran hutan yg uncontrollable, serta jalan pintas utk land/forrest clearing post cutting field dari pohon2nya. Tapi saya setuju dg ide Rheni, intinya di mulai dari diri kita masing2 dulu, kalau makin banyak , akan makin bermanfaat dan dampak positive nya besar.Dari segala segi , boleh di pikirkan bgm kita semua menghemat air. Pendidik dasar ke anak2, agar menghemat air dan menghargai air juga ada. Berita baru, tentang penutupan sumur jetpump artesis utk mencuci bahan jeans, juga mulai terdengar oleh otoritas pemda/pemkot. Semoga tercapai cita2 kita hemat air (Brgds,OL).


Djoenaedy, (Djoenaedy.Dharmatjipto@bogasariflour.com):Dear Rheni, semuanya TUHAN memberikan kepada kita semuanya BAIK. tapi yang perlu di ingat bahwa laut masih terisi dengan air . bagaimana kita bisa meng hijau kan lahan yang ada sehingga kembali lagi menjadi BAIK? Dan menjadi TAAT dan IKhlas itulah yang menjadi pokok dalam hidup ini. tq


Dionysia Kartika (dionsr2002@gmail.com):Wah kayaknya untuk iklim tropis di Indonesia mandi satu kali sehari saya kurang setuju. Tapi kalau mandi pakai shower lalu limbahnya ditampung untuk siram bunga dll sich setuju.

Hemat Air, Bo.....!!

Ingin menghemat pengunaan air sehari-hari? Mungkin salah satu cara yang saya gunakan bisa anda terapkan dalam keseharian anda. Pertama: mandilah satu kali sehari apabila anda tidak ada kegiatan diluar rumah. Mandilah pada tengah hari, karena pada saat siang hari kita baru merasakan gerah. Bukannya malas atau jorok tetapi bila tidak perlu mandi dua kali sehari kenapa mesti mandi dua kali sehari?

Kedua: Jangan biarkan panjang rambut melebihi bahu. Kenapa? apabila panjang rambut melebihi bahu maka air yang digunakan saat keramas akan lebih banyak daripada yang hanya sebatas bahu, itu buat perempuan. Nah kalau untuk laki-laki bisa di potong cepak ala angkatan militer. Selain menghemat pengunaan air juga lebih keren dan macho selain itu bisa mengurangi biaya untuk beli shampo. Sekali mendayung dua-tiga pulau terlewati. Bagaimana dengan anda??





GO GREEN, BO........!!! (akureni@gmail.com)

Septictank dan Pecel Lele..........


Cerita yang unik:

Solusi untuk balita yang membutuhkan tambahan protein. Di lereng gunung Merapi, di daerah Yogyakarta Utara, dekat Kaliurang; ada sebuah desa yang penduduknya hidup berdampingan dengan rukun. Para penduduk di desa itu sangat kompak, rukun dan terpadu. Saking rukunnya, mereka bersepakat membuat sebuah septictank yang dipakai untuk menampung buangan tinja secara kolektif.

Ada sebuah usulan yang walaupun kedengarannya rada aneh, dengan musyawarah dan mufakat, akhirnya usulan tersebut disepakati bersama. Yaitu menggunakan tempat penampungan tinja kolektif dari penduduk di desa tersebut, u untuk uji coba mengembang-biakkan lele......!! Hasil uji cobanya ternya sangat mengembirakan!! Sungguh luar biasa. ikan lelenya subur makmur, cepat besar dengan bobot lebih dari rata-rata yang dikembang-biakkan di kolam biasa, dan tanpa mengeluarkan biaya satu senpun.

Secara ekonomis, penduduk di desa tersebut mendapat tambahan yang cukup lumayan karena pasar untuk ikan lele cukup bagus (maklum banyak orang suka makan pecel lele). Secara kebersamaan, penduduk desa tersebut makin rukun, pakai septictank bersama-sama. Untuk 'solusi pemanasan global'?? Jelas dong: daur ulang tinja yang bisa disulap jadi makanan ikan lele. Tanpa perlu mengeluarkan biaya tambahan untuk membeli makanan ikan, dengan hasil yang subur dan makmur. Sebuah solusi pemanasan global yang unik dan perlu ditiru di banyak desa, terutama yang balitanya memerlukan tambahan gizi......
=================================================
Tambahan info dari Pak Agus Tresnanto, tresnanto_id@yahoo.com: Ada pengalaman lain di desa mana aku lupa.(kalau tidak salah di salah satu desa di China) Dari tinja dengan melakukan fermentasi, gasnya bisa langsung dipakai utk masak dengan memakai kompor gas. Aku salut bener dengan kreatifitas dan keberanian utk mencoba. Ada juga di Indonesia dari ampas tahu. Aku kira banyak ide2 self empower (atau istilah inggrisnya apa ya ? utk masyarakat yang berusaha memperdayakan lingkungannya sendiri dengan memanfaatkan kekayaan alam bahkan waste yang di tempat lain dibuang begitu saja). Aku jane seneng utk mengunjungi tempat2 demikian. (Thanks, Pak Agus. Kami tunggu info lainnya untuk GO GREEN.....) ====================================
Emmy, esuhendro@yahoo.com (http://bumilarasati.blogspot.com/) Wah, ntar saya share dengan Clement dari Operation Hunger di Afrika Selatan. Di sana banyak anak yang kekurangan gizi. Masalahnya apakah ikan lele bisa hidup di Afrika Selatan yang temparaturnya lebih panas daripada Kaliurang????? Go Green, Bo.....!! (Emmy)

Senin, 22 Desember 2008


Aku setuju akan ajakan Rheni untuk naik sepeda sebagai salah satu solusi pemanasan global. Tentu saja dipikirkan untuk jarak yang dekat atau tidak terlalu jauh. Serta di jalanan yang aman bagi para pengendara sepeda. Sayangnya di Indonesia belum ada jalur khusus untuk para pengendara sepeda. Padahal di negara maju ada jalur khusus untuk para pengendara sepeda. Dan juga ada aturan setiap pengendara sepeda harus pakai helm khusus untuk alasan keselamatan.
Waktu aku duduk di SMP dulu (tahun 1970 an), maka naik sepeda ke sekolah adalah sebuah pilihan yang menarik dan menyenangkan. Kalau tidak naik sepeda maka aku harus naik becak dan bayarnya mahal. Akibatnya uang jajanku tersunat untuk membayar becak. Naik becak juga menarik, tapi harus banyak akal. Biasanya kalau naik becak, aku akan mengajak bersama beberapa teman dan pangku-pangkuan agar setiap anak bayarnya murah.....



Tapi bersepeda ke sekolah punya seni tersendiri. Aku mempunyai kelompok tersendiri (jamanku belum ada istilah 'geng'). Kebetulan kelompokku di kelas punya prestasi yang bagus semuanya. Jadi sangatlah bangga bisa pulang bersama-sama dalam kelompok yang kebanyakannya dapat rangking 10 besar. Jalan raya masih sepi, sehingga naik sepeda bareng bisa berentengan tiga-tiga orang sekaligus, sambil cerita yang lucu dan tertawa hahaha...hihihi.... bareng-bareng. Sehngga tak terasa kami masing-masing sampai di rumah tanpa merasa capai. Kebetulan rumahku yang paling ujung, jadi paling akhir sampai di rumah. Kira-kira sekitar 3 km jarak dari rmah ke sekolah. Tetapi karena naik sepeda bareng-bareng teman, jadi rasa lelahpun teralihkan. Sehingga aku bisa irit dan uang saku tidak berkurang. Oh ya, jamanku naik sepeda 'jengki' buatan China atau Jepag terasa mewah, lho. Apalagi sepeda merek Raleigh yang tinggi dangagah serta berbunyi tik, ketik, ketik, tik, ketik..... karena ada persnelingnya (hahaha..., aku sering pinjam sepeda Raleighnya papaku supaya kelihatan lebih tinggi dan gengsinya itu lho pake sepeda bermerek dan buatan Eropa......).



Di SMA, cerita sudah beda lagi. Karena sekolaku dekat dengan rumah, maka aku jalan kaki saja. Kalau hujan berulah naik becak. Waktu kuliah, sudah jarang teman yang mau naik sepeda. Kebetulan kostku dekat kampus, jadi jalan kaki saja ke kampus. Kalau mau pergi jauh naik angkot, karena aku tidak diperbolehkan naik sepeda motor sama ortu. Kadang kangen juga mau naik sepeda, tapi kok waktu kuliah merasa gengsi, ya.....Juga tidak ada teman-teman yang mau bareng naik sepeda.



Naik sepeda jaman kini malahan menjadi tren yang ekslusif. Banyak orang naik sepeda merek mahal untuk berolah raga. Ada juga segelintir orang yang mau bersepeda ke tempat kerja. Kita patut acungi jempol kepada mereka. Sebenarnya, kalau tempat kerja dekat, kenapa tidak naik sepeda saja? Atau selang-seling kadang bersepeda, kadang jalan kaki, kadang naik motor, kadang naik mobil? Sehingga hidup penuh variasi dan tidak monoton. Kalau di daerah polusi, kan bisa pakai masker pelindung debu dan polusi? (EmmyLD/emmyldewigmail.com)


Senin, 01 Desember 2008

Bersepeda Yuuuk.........

Berangkat ke tempat kerja dengan jarak tempuh kurang dari 5 kilometer menggunakan sepeda, kenapa tidak? Takut dangan sinar matahari? Masa cuma sama mentari aja takut? Malah dia akan memberikan kita vit D-nya secara cuma-cuma lage, kalau kita mau bertemu dengan dia. Selain mendapat vit D gratis kita juga telah berolahraga dengan mengayuh sepeda kita.


Hal lain yang kita dapatkan dengan bersepeda adalah kita telah ikut berperan aktif dalam menguranggi penggunaan energi bumi dan mengurangi polusi udara yang akan berdampak positif pada pencegahan pemanasan global. Bukankah kita berangkat ke tempat kerja pada saat matahari belum terik dan pulang saat matahari mulai terbenam? Jadi tidak ada lagi alasan untuk takut dengan sengatan sang mentari dunk? So, mari bersepeda coy!!!!!


LET'S BIKE.

LET'S SAVE OUR PLANET!!!!

Minggu, 30 November 2008

Yang Alami Untuk Kecantikan

Lulur:
Pepaya selain enak disantap dan menyehatkan, ternyata berkhasiat menghaluskan kulit kita. Pepaya yang masak dihaluskan, bisa untuk luluran di wajah maupun di seluruh tubuh. Pepaya mengandung enzyme yang bisa bersifat meluruhkan lapisan kulit yang kusam.



Obat Jerawat:
Apabila ada gejala akan keluar jerawat, cepatlah digosok dengan getah bawang putih. Makan jerawat akan mati sendiri. Tetapi melakukannya sebelum jerawat nongol di wajah.


Menghitamkan dan melebatkan rambut dan alis:
Pangganglah kemiri sampai gosong. Lalu gosokkan di kulit kepala dan alis. Niscaya alis dan rambut akan makin lebat dan hitam serta sehat.


Melangsingkan:
-Rebuslah 5 daun salam dengan segelas air. Saring dan diminum satu hari dua kali.
-Parutlah satu empu bangle. Peras dan campur dengan jeruk nipis dan madu. Diminum setiap hari.


Menghilangkan BB:
-Usapkan dengan kapas alkohol ke daerah ketiak atau kaki yang sedang bermasalah dan berkeringat.
-Usapkan tawas yang telah dibasahi ke kaki atau ketiak.


Mengencangkan wajah:
-Usapkan tomat ke wajah. Setelah sekitar 20 menit, basuhlah dengan air.
-Usapkan teh yang telah diinapkan semalam ke wajah memakai kapas. Biarkan mengering.
-Usapkan lendir lidah buaya ke wajah sampai kering. Lalu basuhlah sampai bersih. (kiriman : Emmy L Dewi: esuhendro@yahoo.com)